Rabu, 04 April 2012

KEPUASAN KERJA


A. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA
Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan
Lock (luthans,1995) mengemukakan kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja
Stephen Robins, Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai, merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu
1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self). Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan dan perasaan seseorang dalam melakukan pekerjaan akan berpengaruh pada kepuasan kerja.
2. Atasan (Supervision). Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman sekerja (Workers). Merupakan faktor yang berhubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4. Promosi (Promotion). Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5. Gaji/Upah (Pay). Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakannya.
Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja :
1. Kerja yang secara mental menantang.
Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dalam mengerjakannya. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang, karena pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.
2. Kondisi kerja yang mendukung.
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain.
3. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya sesuai dengan bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian, akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut. Sehingga, mencapai kepuasan yang tinggi dari hasil pekerjaan mereka.
C. PROFIL KEPUASAN KERJA INDIVIDU
Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000:142).
Menurut Heidjrachman dan Husnan mengemukakan beberapa faktor mengenai kebutuhan dan keinginan pegawai, yakni: gaji yang baik, pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh masyarakat (Heidjrachman dan Husnan, 2002: 194).
Jadi, profil kepuasan kerja individu dalam organisasi, dapat dinilai dari hasil kerja dan bagaimana menjalankan tugasnya, yang merupakan aspek penting bagi kinerja maupun produktivitas seseorang. Kepuasan kerja yang rendah akan mengakibatkan pada menurunnya semangat dan motivasi dalam bekerja, lamanya penyelesaian pekerjaan (lambat) dan menurunnya hubungan dalam bekerja (interaksi) dengan karyawan lain. Sedangkan, apabila kepuasan kerjanya tinggi, akan menghasilkan produktivitas yang baik dan bagus, terjadinya komunikasi yang lancar sehingga mempermudah penyelesaian pekerjaan, dan akan bekerja penuh dengan semangat dan bertanggung jawab.
D. KEPUASAN DAN KINERJA
Kinerja adalah prestasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Sumber kepuasan kerja adalah apabila karyawan memasuki oganisasi, ia membawa seperangkat keinginan, kebutuhan dan pengalaman masa lalu yang membentuk harapan kerja. Apabila karyawan tidak merasa senang dengan situasi kerjanya, biasanya mereka mengatakan  bahwa tidak puas dengan pekerjaannya. Ada dua hal yang mungkin menyebabkan  orang tidak puas dengan pekerjaannya. Pertama, apabila orang tersebut tidak  mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya. Kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Ketidak puasan kerja berhubungan dengan komunikasi (Muhammad;2001: 79).
Menurut pendapat Goldhaber (1993) dalam Cheryl Hamilton, Communicating for Results, bahwa informasi yang berkaitan dengan masalah–masalah seperti (bagaimana melakukan pekerjaan, gaji, keuntungan yang didapat) dibutuhkan untuk mencegah adanya ketidak puasan, tetapi hal tersebut tidak akan  menciptakan kepuasan. Selain itu, hubungan dengan atasan merupakan faktor penting terpenuhinya tingkat kepuasan kerja. Pimpinan organisasi memiliki tangung jawab  dalam memberikan kontribusi untuk membangkitkan iklim komunikasi yang baik dalam organisasi dan hal ini secara tidak langsung ikut membantu karywan dalam mencapai kepuasan kerja.
Persoalan antara kepuasan kerja dan kinerja muncul sejak adanya gerakan hubungan antar manusia. Sebenarnya kepuasan mengarah kepada kinerja dan tidak kepuasan menurunkan kinerja, karena mungkin kepuasan adalah efek tidak lansung atas kinerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar