Rabu, 04 April 2012

Dinamika Kelompok

Teori-Teori Pembentukan Kelompok
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan pembentukan kelompok. yaitu:

Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya afiliasi di antara orang – orang tertentu.
Teori Interaksi (Geome Homans)
Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).

Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)
Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah di dasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.

Teori Pertukaran
Teori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di dalam memahami terbentuknya kelompok ialah teori pertukaran (exchange theoty). Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.

Ciri-Ciri Kelompok
Ciri-ciri kelompok adalah sebagai berikut :
-Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.

-Memiliki struktur sosial

-Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.

-Memiliki faktor pengikat.

-Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

-Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)

-Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (Akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)

Jenis-Jenis Kelompok

Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.

Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART. [1]

Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan

Kelompok referensi
Merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang itu telah menyetujui norma, sikap, dan tujuan dari kelompok tersebut.

Kelompok membership
Merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Ukuran utama bagi keanggotaan seseorang dengan interaksinya dengan kelompok sosial yang bersangkutan.

Dasar-Dasar Daya Tarik Interpersonal
Setiap kita berorganisasi baik di masyarakat umum maupun komunitas tertentu, tentunya tidak akan lepas dari yang namanya Komunikasi. Dalam interaksi dengan orang lain untuk kali pertama, sering muncul pertanyan dalam diri kita, apakah orang tersebut menyukai kita atau sebaliknya, apakah kita akan senang dengan orang tersebut? Setelah perjumpaan awal, perhatian kita seringkali terfokus pada bagaimana memelihara dan mengarahkan hubungan yang tercipta berdasarkan daya tarik awal untuk selanjutnya dapat akan menimbulkan keintiman dan bahkan cinta. Para ahli psikologi ternyata telah banyak mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap orang lain. Hal ini disebabkan karena manusia akan berusaha untuk memprioritaskan hubungan antar pribadi sepanjang hidupnya. Kecenderungan untuk berafiliasi (keinginan untuk berada bersama dengan orang lain) memang cukup kuat bagi kebanyakan orang.
Perasaan orang lain pun terhadap kita ternyata mempunyai kekuatan yang cukup besar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa walaupun diantara dua orang terdapat perbedaan cukup mendasar mengenai berbagai isu (misalnya; abortus, perceraian, kawin campur dan lain-lain) bila mereka saling mengagumi maka hubungan mereka akan dapat menjadi akrab.Hal ini sebenarnya sudah terjadi semenjak kita masih jadi seorang bayi, dimana bayi mulai membangun rasa kasih sayang yang kuat pada satu orang dewasa atau lebih. Daya tarik interpersonal, menurut Baron dan Byrne (1977) adalah evaluasi seseorang terhadap orang lain secara positif maupun negative yang sedang atau pernah dialami. Kesamaan sikap akan membuat orang cenderung menyukai orang lain. Mengapa kita menyukai atau tidak menyukai orang lain? Pada bagian ini akan dibahas beberapa dasar-dasar/prinsip yang berusaha menjelaskan mengapa akhirnya kita memutuskan untuk berteman atau tidak berteman dengan orang lain. Beberapa prinsip tersebut adalah:

Penguatan
Prinsip dasar dari teori belajar adalahpenguatan (reinforcement). Kita menyukai orang lain dengan cara memberi ganjaran sebagai penguatan dari tindakan atau sikap kita. Salah satu tipe ganjaran yang penting adalah persetujuan sosial, dan banyak penelitian memperlihatkan bahwa kita cenderung menyukai orang lain yang cenderung menilai kita secara positif (Sears, 1992).

Pertukaran Sosial
Pandangan ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita. Sesuai dengan teori pertukaran sosial, kita menyukai seseorang apabila kita mempersepsi bahwa interaksi kita dengan orang itu sifatnya menguntungkan, yaitu apabila ganjaran akan kita terima lebih besar dari pada kerugiannya. Teori ini juga menekankan bahwa kita membuat penilaian komparatif, menilai keuntungan yang kita peroleh seseorang dibandingkan dengan keuntungan yang kita peroleh dari orang lain (Sears dkk., 1992).

Asosiasi
Prinsip yang amat berguna di dalam "clasical conditioning" adalah asosiasi. Kita menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan (dihubungkan) dengan pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang yang diasosiasikan dengan pengalaman buruk/jelek (Clore & Byrne dalam Sears dkk., 1992).Hasil penelitian May dan Hamilton (dalam Sears dkk., 1992) menunjukkan bahwa mereka tertarik pada dampak latar belakang musik yang bagus dan jelek terhadap daya tarik interpersonal. Pertama-tama, mereka menentukan jenis musik yang paling disukai (musik rock) dan yang paling tidak disukai (musik klasik) oleh para mahasiswi. Kemudian mereka meminta mahasiswi lain untuk menilai potret seorang pria yang tidak dikenal. Sementara para mahassiwi itu membuat penilaian mereka, diperdengarkan musik rock, musik klasik, atau sarna sekali tidak diperdengarkan musik. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswi menilai potret pria itu kurang baik apabila potret itu diasosiasikan dengab musik yang tidak disukai; dan menilai pria itu sangat baik bila potretnya diasosiasikan dengan musik yang disukai.

Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
Perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi dalam kelompok. Perkembangan kelompok dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap pra afiliasi
Merupakan tahap permulaan dengan diawali adanya perkenalan dimana semua individu akan saling mengenal satu dengan yang lain, kemudian berkembang menjaadi kelompok yang sangat akrab dengan mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.

b. Tahap Fungsional
Tahap ini tumbuh ditandai adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan dan kekompakan dalam kelompok. Maka akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.

c. Tahap Disolusi
Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok, tidak tercipta kekompakan karena perbedaan pola hidup, sehingga percampuran yang harmonis tidak terjadi dan akhirnya terjadi pembubaran kelompok.
Tuckman mengidentifikasikan lima tahapan untuk melihat perkembangan suatu kelompok, yaitu forming, storming, norming, performing, dan adjourning (Johnson dan Johnson, 2000).

1. Tahapan forming merupakan suatu tahapan di mana anggota kurang yakin untuk menentukan tempatnya dalam kelompok serta prosedur dan aturan-aturan dalam kelompok.

2. Tahapan storming, mulai timbul berbagai macam konflik karena anggota menentang pengaruh kelompok dan kurang sesuai dalam menyelesaikan berbagai macam tugas.

3. Tahapan norming, kelompok membuat beberapa konsensus mengenai peran, struktur, dan norma yang digunakan sebagai acuan dalam berperilaku yang tepat. Dalam periode ini, komitmen dan kohesi meningkat.

4. Tahapan performing, anggota kelompok menjadi cakap dalam kerja sama untuk pola kerja samanya.

5. Tahapan adjourning, kelompok menjadi bubar.

Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Kekuatan yang bekerja dalam kelompok, yang mempengaruhi hasil kerja kelompok dan kepuasan anggotanya.

Unsur – unsurnya :

-Kegiatan, tindakan verbal maupun non verbal yang dilakukan oleh anggota kelompok.

-Interaksi, Komunikasi dan kontak antar pribadi yang terjadi di antara anggota-anggota kelompok.

-Sentimen, Perasaan, sikap, keyakinan/nilai-nilai yang dianut oleh anggota kelompok.


Kesimpulan
Pembentukkan kelompok itu tidak bisa sembarangan. Kita harus tahu bagaimana, untuk apa kelompok itu dibentuk. Terdiri beberapa tahapan dalam pembentukan dan pengembangan kelompok . Sehingga, bertolak pada tujuan dan pencapaian hasil , kelompok terbagi dalam beberapa jenis sesuai dengan tingkat interaksi yang terjadi didalamnya. Juga kegiatan apa yang disertakan dalam kelompok tersebut. Komunikasi Interpersonal menjadi factor penting dalam menyatukan ide dan pikiran untuk tujuan bersama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar