Selasa, 31 Januari 2012

PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI


PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Perilaku individu adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam hal ini, perilaku tiap individu pasti berbeda, yang ditentukan oleh lingkungan masing- masing dari tiap individu yang memang berbeda- beda pula.
Manusia adalah salah satu faktor penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

A. PERILAKU INDIVIDU
Perilaku individu dalam organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku) seorang manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan sikap jiwanya, dimana bisa berpengaruh terhadap prestasi (kerja) dirinya dan organisasi.
Para psikologi evolusioner menyebutkan bahwa pembentukan perilaku manusia pada dasarnya sudah terbentuk sejak lahir. Sehingga perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh faktor instrintik (bawaan sejak lahir dan motivasi diri) dan faktor ekstrinsik (aspek lingkungan dan motivasi dari luar).

B. PERBEDAAN INDIVIDUAL

Manusia berbeda karena mempunyai kemampuan yang berbeda. Apabila kita mampu memahami sifat-sifat manusia, maka kita akan paham mengapa seseorang berperilaku yang berbeda dengan yang lain didalam melaksanakan suatu kerjasama.
Manusia berbeda karena mempunyai Kebutuhan yang berbeda. Pemahaman kebutuhan yang berbeda dari seseorang sangat bermanfaat untuk memahami konsep perilaku seseorang didalam organisasi. Hal ini bisa dipergunakan untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku yang berorientasi tujuan di dalam organisasi.
Orang berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.
Manusia Berbeda karena faktor lingkungannya. Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif, dimana seseorang mencoba membuat lingkungannya mempunyai arti baginya.


C. KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN PENGARUH TERHADAP INDIVIDU
Implikasi dari karakteristik organisasi terhadap individu apabila ditinjau dalam segi kebutuhan, individu itu sendiri adalah motivasi kerja, motivasi kerja timbul karena adanya sistem pengkajian, motivasi kerja akan berdampak pula pada produktivitas kerja individu dan terhadap kinerja organisasi.
Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
Karakteristik biografis
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Status kawin
4. masa kerja
Kemampuan
1. kemampuan fisik
2. kemampuan intelektual
Kepribadian
Proses belajar
Persepsi
Sikap
Kepuasan kerja



D. PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU INDIVIDU

Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Data dalam pendekatan kognitif yaitu, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
Ada tiga hal yang umum yang terdapat dalam teori kognitif, yaitu :
1. Elemen Kognitif
Teori ini percaya bahwa perilaku seseorang disebabkan adanya suatu rangsangan (stimulus), yakni suatu obyek fisik yang mempengaruhi seseorang dengan banyak cara, dan melihat bagaimana ransangan tersebut diproses dalam diri seseorang. Jadi menurut teori ini, semua perilaku itu tersusun secara teratur. Individu mengatur pengalamannya ke dalam aktivitas untuk mengetahui (cognition) yang kemudian kedalam susunan kognitif (cognitive structure) yang akan menentukan pada jawaban (response) seseorang.
Kognisi adalah dasar dari unit teori kognitif, merupakan representasi internal yang terjadi antara suatu stimulus dengan suatu jawaban (response). Jadi, seseorang mengetahui adanya suatu stimulus, kemudian memprosesnya kedalam kognisi, yang pada akhirnya menghasilkan atau menyebabkan jawaban.

2. Struktur Kognitif
truktur dan system kognitif dinamakan struktur kognitif. Sifat dari system kognitif tergantung pada karakteristik dari stimulasi yang diproses ke dalam kognisi dan pengalaman dari masing-masing individu.

3. Fungsi Kognitif
1) Memberikan pengertian pada kognitif baru
2) Menghasilkan emosi yang menunjukkan perasaan atau penilaian
3) Membentuk sikap. Sikap seseorang itu mempunyai kognitif (pengetahuan), afektif (emosi) dan tindakan (perilaku).
4) Memberikan motivasi terhadap konsekuensi perilaku
Pendekatan Penguatan
Pendekatan ini menekankan peranan atau hubungan antara lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan sebagai suatu sumber stimuli dapat menghasilkan dan memperkuat respon-respon tertentu. Selain itu, pendekatan menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun hasil dari perilaku.

Pendekatan Psikoanalitis
Sigmund Freud memberikan 3 komponen dasar perilaku individu, yaitu
1) Konsep Id, adalah subsistem dari kepribadian yang merupakan sumber dan menampung semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem yang berkenaan dengan kata hati, hasrat dan keinginan untuk mengejar kesenangan & kepuasan.
2) Konseps Ego, mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip realitas dan merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani sekaligus mengendalikan (penengah) dua sisi lainnya (Id & Super Ego), dengan cara berinteraksi antara diri dan lingkungan.
3) Konsepsi Super Ego, kekuatan moral dari personalitas yang merupakan sumber nilai, norma dan etika yang dianut seseorang dan memungkinkan ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jika seseorang memiliki superego yang baik, maka orang tersebut akan memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.

E. PERSEPSI DAN KOMUNIKASI

PERSEPSI
Persepsi merupakan suatu proses di mana individu-individu menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya. Persepsi setiap orang pasti berbeda, karena setiap orang mempunyai pemikiran dan karakteristik yang berbeda pula.
Menurut pendapat Stephen P. Robbin ( 1999:46 ), Persepsi adalah proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka.
KOMUNIKASI
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicare yang artinya suatu alat untuk berkomunikasi terutama suatu sistem penyampaian dan penerimaan berita seperti misalnya telefon, radio, dsb
Komunikasi adalah penyampaian suatu informasi dari seseorang kepada orang lain dan memberikan suatu pemahaman terhadap si penerima informasi tersebut. Komunikasi memiliki fungsi utama, yakni sebagai fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi, dan informasi.
Komunikasi dalam konteks organisasi mempunyai peranan dalam membangun iklim organisasi dan berdampak kepada membangun budaya organisasi, maka dari itu peranan komunikasi sangat vital dalam pencapaian tujuan organisasi.





REFERENSI:
www.scribd.com/Perilaku-Individu-Dan-Pengaruhnya-Terhadap-Organisasi -
http://imadiklus.com/peran-organisasi-dalam-mempengaruhi-tingkah-laku-anggotanya
Thoha, Miftah. 1983. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen, Teori Prakteik dan Riset Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara


ORGANISASI SEBAGAI SISTEM SOSIAL

ORGANISASI SEBAGAI SISTEM SOSIAL

Organisasi sebagai sistem sosial dikarenakan di dalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga bersosialisasi dengan para pelaku organisasi. Dalam perilaku organisasi, individu – individu harus mampu menyesuaikan dirinya dengan cara bersosialisasi dengan yang lain. Hal seperti ini akan membuat tugas yang diberikan akan terasa mudah karena dapat dilakukan bersama.

A. ORGANISASI DIPANDANG SEBAGAI PERWUJUDAN TINGKAH LAKU ORANG – ORANG YANG MENGAKOMODASIKAN INTERAKSI BERSTRUKTUR.
Organisasi adalah suatu kelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa, uang, pengetahuan dan lain – lain. Pengertian sosial adalah manusia yang berkaitan dengan masyarakat dan para anggotanya. Jadi, sistem sosial merupakan orang-orang dalam masyarakat dianggap sebagai sistem yang disusun oleh karakteristik dari suatu pola hubungan dimana sistem tersebut bekerja untuk mewujudkan keinginannya. Beberapa hal yang menggambarkan organisasi sebagai sistem sosial antara lain dengan adanya organisasi sosial dan organisasi sosial.
Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi. Dengan demikian dalam kaitannya dengan organisasi sebagai sistem sosial maka kajian perilaku organisasi mencakup berbagai aspek seperti : publik, bisnis, sosial dll.
Menurut John Willey faktor-faktor organisasi antara lain:
1. Manusia
2. Teknologi yang digunakan
3. Tugas/ kerja
4. Budaya organisasi
Karena manusia adalah makhluk sosial, maka mereka saling membutuhkan satu sama lainnya. Begitu juga dalam organisasi, organisasi sebagai sistem sosial karena dalam organisasi terdapat beberapa orang yang mempunyai tujuan dan bekerja sama dalam memenuhi ketercapaian tujuan tersebut. Organisasi bisa menciptakan suasana keterkaitan dan saling berhubungan satu sama lainnya, karena itulah organisasi disebut juga suatu sistem sosial. Maka, perilaku organisasi difokuskan pada sekolah sebagai suatu sistem.

B. MODEL GETZELS TENTANG GAMBARAN ORGANISASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI SOSIAL
Dalam organisasi orang ingin memuaskan kebutuhannya. Orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh organisasi dengan perannya. Hal ini digambarkan oleh Getzels dan Guba dalam pendekatannya mengenai model sistem sosial.
Getzels dan Guba mengadakan studi yang menganalisa perilaku pemimpin dalam sistem sosial. Mereka mengemukakan dua katagori perilaku. Pertama ialah perilaku kepemimpinan yang bergaya normatif dengan dimensi nomotetis yang meliputi usahanya untuk memenuhi tuntutan organisasi. Dimensi ini mengacu kepada lembaganya yang ditandai dengan peranan-peranan dan harapan tertentu sesuai dengan tujan-tujuan organisasi. Kedua ialah perilaku kepemimpinan yang bergaya personal yang disebut dimensi idiografis yaitu pemimpin mengutamakan kebutuhan dan ekspektasi anggota organisasinya. Dimensi kedua ini mengacu kepada individu-individu dalam organisasi yang masing-masing dengan kepribadian dan disposisi kebutuhan tertentu. Dimensi pertama disebut juga dimensi sosiologis, sedangkan dimensi kedua disebut dimensi psikologis. Sekolah selaku sistem sosial bisa dibayangkan memiliki kedua dimensi tersebut, yang bisa dianggap berdiri sendiri-sendiri, tetapi dalam situasi sebenarnya saling mempengaruhi.
Jadi dalam model Getzels dan Guba, keseimbangan antara individu, kelompok dan organisasi harus seimbang agar hubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup seseorang bisa tercapai secara kerja sama. Karena adanya sistem sosial dalam organisasi terciptalah suatu perilaku organisasi yang membuat organisasi tersebut mempunyai hubungan sosial.

SEJARAH PERILAKU ORGANISASI

SEJARAH PERILAKU ORGANISASI

Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan.
Setelah perang Dunia 1, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh penemuan tentang dampak Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi.
Para pakar terkemuka pada awal tahap ini mencakup:
1. Chester Banard
2. Henri Fayol
3. Mary Parker Follet
4. Federick Herzberg
5. Abraham Maslow
6. David McClellan
7. Victor Vroom

Peran Dunia 2 menghasilkan pergeseran lebih lanjut daru bidang ini, ketika penemuan logistik besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan pendekatan rasionalistis terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan dalam studi akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi menjadi bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.
Perilaku organisasi saat ini merupakan bidanga studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri.
Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-samasecara efektif dan efisien.

Referensi:
http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2009/04/herwandefinisi.doc

KONSEP DASAR PERILAKU ORGANISASI

KONSEP DASAR PERILAKU ORGANISASI

A.Definisi Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmuyang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individu, kinerja kelompok maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang telah terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber Daya Manusia dan Psikologi Industri dan perilaku organisasi.
B. Dimensi-dimensi Pokok Pembahasan Teori Organisasi
Menurut teori organisasi klasik, rasionalitas, efisiensi dan keuntungan ekonomis adalah merupakan tujuan utama seseorang dalam berorganisasi, teori ini juga mengatakan bahwa manusia atau setiap individu itu berpikir dengan rasional dan memiliki pandangan bahwa produktivitas kerja akan meningkat dan mendapatkan hasil yang baik serta dapat menguntungkan organisasi dengan kata lain organisasi tersebut mengalami perubahan kepada peningkatan kualitas jika upah yang diterima oleh setiap individu atau timbale balik intuk individu itu dinaikkan dan menguntungkan satu sama lain.
Terdapat tiga dimensi pokok dalam pembahasan teori organisasi yaitu:
1) Dimensi teknis (penggerak organisasi)
2) Dimensi konsep (rancangan organisasi)
3) Dimensi manusia (unsure utama dalam organisasi).
Ketiganya adalah faktor utama yang harus dipenuhi dalam berorganisasi. Sedangkan kerangka organisasi adalah pada individu-individu dan kelompok.
C. Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi
Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen yaitu individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok dan perilaku organisasi.
Dan komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Yaitu sebagai sarana bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi. Dan menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.
Referensi:
1. Sisroom.blogspot.com/2006/06/konsep-dasar-perilaku-organisasi/
2. Isbo.blogspot.com/2011/01/perilaku-organiasi/